21 May

Yuk, Kenali Penyebab Anemia!

by : GenBest

Anemia adalah keadaan di mana jumlah sel darah merah kamu di bawah ambang batas normal. Anemia juga bisa terjadi jika sel-sel darah merah tidak mengandung cukup hemoglobin. Hemoglobin adalah protein kaya zat besi yang memberikan warna merah darah juga mengangkut ke jaringan tubuh. 

Anemia dapat disebabkan oleh banyak faktor, namun tiga mekanisme tubuh utama yang memicunya:

 

  • Rusaknya sel darah merah dalam jumlah yang besar
  • Kehilangan darah
  • Produksi sel darah merah kurang 

 

Di antara berbagai penyebabnya, anemia bisa terjadi akibat kelainan bawaan, masalah gizi (seperti kekurangan zat besi atau vitamin B12), infeksi, beberapa jenis kanker, atau paparan obat atau racun.

Berbagai gejala yang muncul saat seseorang terkena anemia di antaranya adalah sesak napas, letih, lesu, stres, dan masih banyak lagi. 

Sementara, anak yang terkena anemia biasanya akan menunjukkan gejala awal, seperti kulit pucat ringan dan warna pink dari bibir dan bantalan kuku memudar. Perubahan ini dapat terjadi secara bertahap, meskipun jarang disadari. 

Gejala-gejala umum anemia lainnya, termasuk:

 

  • Anak sering rewel
  • Kelelahan
  • Pusing, kepala berkunang-kunang, dan detak jantung cepat

 

Jika anemia disebabkan oleh rusaknya sel darah merah dalam jumlah besar, gejala yang mungkin akan dialami pasien adalah penyakit kuning, bola mata menguning, pembesaran limpa, dan urin berwarna gelap seperti teh.

Pada bayi dan anak-anak prasekolah, iron deficiency anemia (kekurangan zat besi) dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan dan gangguan perilaku, seperti penurunan aktivitas motorik dan masalah terkait interaksi sosial serta konsentrasi terhadap tugas-tugas. Penelitian menunjukkan, perkembangan anak akan terus terganggu hingga anak menginjak usia sekolah jika masalah kekurangan zat besi tidak kunjung ditangani.

Sayangnya, data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 mencatat, 40% anak Indonesia usia 1 – 14 tahun mengalami defisiensi zat besi. Padahal, berdasarkan hasil studi Lozoff dan Walter, anak yang menderita anemia gizi besi memiliki skor perkembangan yang lebih rendah dari anak yang tidak, lho. Artinya, perkembangan mereka terlambat dibandingkan anak normal.

 

Anemia bisa dicegah
Untuk mencegah anemia, yuk, cukupi asupan zat besi si kecil. Berikan ia makanan dengan kandungan zat besi dan seng (yang baik untuk proses metabolismenya), seperti daging, biji-bijian, dan sayuran hijau. Si kecil juga memerlukan asupan vitamin B12 yang terdapat pada daging, telur, dan dairy product. Pastikan berbagai makanan di atas ada di menu harian si kecil ya. 

Anak yang mengalami anemia membutuhkan waktu untuk memulihkan diri. Jangan khawatir, bila anak mungkin tidak terlihat seaktif anak lainnya karena anemia. Anda juga perlu mengawasi agar ia tidak melakukan terlalu banyak aktivitas yang berisiko membuatnya cedera/berdarah. Lambat laun, anak akan kembali gesit dan lincah seperti sediakala karena asupan makanannya sudah tercukupi. Selamat tinggal anemia!
 

TENTANG KAMI

GenBest merupakan sebuah inisiasi untuk menciptakan generasi Indonesia yang bersih dan sehat, serta bebas dari stunting (klik di sini untuk mengetahui apa itu stunting), dengan mendorong masyarakat dari segala usia menerapkan pola hidup bersih dan sehat sehari-hari. Lewat situs dan media sosial genbest.id, kami menyediakan informasi yang kredibel, menciptakan komunitas yang suportif, dan memberikan pengetahuan kesehatan yang mendalam seputar pola hidup bersih dan sehat, serta stunting, bagi Anda sekeluarga, termasuk si kecil yang masih dalam kandungan dan berusia balita.

How to coax children
To Top