24 Nov

Genbestie pasti sudah sering mendengar istilah baby blues syndrome dan depresi postpartum. Kedua kondisi ini sering menjadi pembicaraan ketika membahas kondisi mental setelah melahirkan. Ibu yang mengalami baby blues syndrome dan depresi postpartum sama-sama merasakan kesedihan. Karena itu, orang-orang mengira bahwa baby blues syndrome dan depresi postpartum adalah kondisi yang sama. Padahal kedua kondisi ini berbeda meskipun cukup mirip.

 

Lalu apa saja perbedaan baby blues syndrome dan depresi postpartum?

 

Perbedaan Baby Blues Syndrome dan Depresi Postpartum
 

perbedaan baby blues dan depresi postpartum

 

1. Gejala yang dialami
Ibu yang mengalami baby blues syndrome akan menunjukkan beberapa gejala seperti merasa sedih, cemas, mudah tersinggung, gangguan tidur, perubahan nafsu makan, dan kelelahan. Meskipun demikian, gejala yang dirasakan tidak memengaruhi kegiatan sehari-hari dan masih mampu merawat bayi. Dalam kasus depresi postpartum, gejala yang dialami akan lebih serius. Ibu akan mengalami halusinasi, kurang tidur selama beberapa malam, dan adanya delusi. Halusinasi merupakan gejala saat indra seseorang mengalami hal yang tidak nyata, sedangkan delusi adalah gangguan mental yang menyebabkan seseorang meyakini sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi.


Baca juga: Tips Mengatasi Baby Blues Syndrome

 

2. Lamanya gejala yang terjadi pada tubuh ibu
Baby blues syndrome dialami wanita saat masa awal melahirkan, yaitu pada hari ke-2 atau ke-3 pasca melahirkan. Umumnya kondisi ini akan terjadi selama beberapa hari hingga 2 minggu. Berbeda dengan baby blues syndrome, depresi postpartum sering terjadi dalam waktu 6 minggu hingga 1 tahun setelah melahirkan.

 

3. Penanganan yang dilakukan
Saat ibu mengalami baby blues, ada beberapa cara yang bisa dilakukan seperti istirahat yang cukup, melakukan hal yang menyenangkan, dan memberi waktu untuk diri sendiri. Sementara itu, namun jika sudah didiagnosa depresi postpartum, ibu perlu mendapatkan penanganan dari psikiater, mengonsumsi obat-obatan, dan mendapatkan psikoterapi.


Baca juga: Bumil Wajib Tahu, Coba Terapkan 5 Cara Menjaga Kesehatan Mental saat Hamil

 

Baby blues syndrome dan depresi postpartum bisa terjadi kepada siapa saja. Namun, jika Genbestie merasa mengalaminya, cobalah untuk berkonsultasi ke psikolog di puskesmas atau fasilitas kesehatan lain yang dilayani BPJS. Selain itu, dukungan dari pasangan dan keluarga akan sangat berarti untuk kesembuhan. Dengan menjadi ibu sehat setelah melahirkan, si kecil akan mendapatkan pengasuhan yang maksimal dalam tumbuh kembangnya.

 

———

 

Sumber:

 

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2719/perasaan-tidak-enak-setelah-melahirkan-baby-blues-syndrome

 

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2044/mencegah-baby-blues-pada-ibu-pasca-melahirkan

 

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2796/mengenal-postpartum-blues

 

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK519070/

TENTANG KAMI

GenBest merupakan sebuah inisiasi untuk menciptakan generasi Indonesia yang bersih dan sehat, serta bebas dari stunting (klik di sini untuk mengetahui apa itu stunting), dengan mendorong masyarakat dari segala usia menerapkan pola hidup bersih dan sehat sehari-hari. Lewat situs dan media sosial genbest.id, kami menyediakan informasi yang kredibel, menciptakan komunitas yang suportif, dan memberikan pengetahuan kesehatan yang mendalam seputar pola hidup bersih dan sehat, serta stunting, bagi Anda sekeluarga, termasuk si kecil yang masih dalam kandungan dan berusia balita.

How to coax children
To Top