29 Sep

Permasalahan polusi udara di berbagai kota di dunia sedang ramai diperbincangkan. Berdasarkan data yang diambil dari Laporan Kualitas Udara Dunia IQAir pada tahun 2022, Indonesia menduduki peringkat ke-26 sebagai negara dengan tingkat polusi udara tertinggi di dunia. Laporan tersebut juga mencatat Indonesia sebagai negara dengan tingkat polusi udara tertinggi di Asia Tenggara. Sementara itu, menurut laporan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) per tanggal 29 September 2023, setidaknya di Indonesia ada satu provinsi dengan kategori kualitas udara sangat tidak sehat dan sembilan provinsi dengan kategori kualitas udara tidak sehat.

 

Polusi udara berdampak pada berbagai masalah kesehatan, salah satunya adalah penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA). Dikutip dari CNN Indonesia, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), Maxi Rein Rondonuwu mengatakan kasus ISPA di Jabodetabek rata-rata mencapai 200 ribu kasus per bulan. Selain itu, Ketua Komite Respirologi dan Dampak Polusi Udara bagi Kesehatan, Agus Dwi Susanto menyebut adanya peningkatan 31% dari kasus ISPA yang terjadi pada bulan Januari hingga Juli 2023.

 

Dampak polusi udara tidak hanya dialami oleh orang dewasa saja, tetapi juga anak-anak. Mengutip dari detikcom, Plt. Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ani Ruspitawati mengungkapkan terdapat 41 ribu kasus ISPA pada balita di Jakarta pada bulan Juni 2023. Selain ISPA, polusi udara memiliki dampak jangka panjang pada anak yaitu adanya gangguan tumbuh kembang anak seperti stunting, gangguan kecerdasan, motorik, dan tingkah laku, seperti yang diungkapkan oleh Dokter Spesialis Anak Darmawan B. Setyanto yang dilansir dari BBC Indonesia.

 

Baca juga: Stunting adalah Kondisi Gagal Tumbuh pada Anak, Berikut Faktanya!

 

Sebagai orang tua, Genbestie yang berada di daerah dengan polusi udara cukup tinggi tentunya merasa khawatir dengan kesehatan buah hati. Untuk mencegah dampaknya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan ada tujuh protokol kesehatan yang bisa dilakukan secara mandiri.

 

Cara Mencegah Polusi Udara

 

ilustrasi cara mencegah polusi udara

 

1. Memeriksa kualitas udara

Sekarang ini sudah banyak aplikasi yang menyediakan tingkat kualitas udara di smartphone seperti IQAir Visual, Udara Kita, Nafas, dan lainnya. Cek aplikasi secara berkala untuk memantau tingkat polusi udara di lingkungan sekitar.

 

2. Mengurangi aktivitas outdoor dan menutup ventilasi

Saat polusi sedang tinggi, kurangi kegiatan yang berada di luar ruangan. Selain itu, disarankan pula untuk menutup ventilasi yang ada di rumah, kantor, sekolah, maupun tempat umum lainnya.

 

3. Rutin memakai masker

Jika aktivitas luar ruangan sulit dihindari, pastikan untuk selalu memakai masker. Menteri Kesehatan merekomendasikan penggunaan masker KF94 dan KN95 untuk mencegah dampak polusi udara.

 

Baca juga: Ini Kriteria Masker Rekomendasi WHO Untuk Cegah COVID-19

 

4. Menggunakan air purifier di dalam ruangan

Air purifier atau penjernih udara akan bekerja dengan cara menyaring udara kotor lalu menyalurkan udara bersih ke ruangan. Sesuaikanlah air purifier dengan kapasitas pemakaian dan besarnya ruangan untuk mendapatkan manfaatnya secara maksimal.

 

5. Menghindari sumber polusi

Ada berbagai sumber polusi udara di lingkungan sekitar yang wajib dihindari, contohnya seperti asap rokok, asap kendaraan bermotor, dan timbunan sampah. Berada di sekitar sumber polusi akan memperbesar risiko dampak kesehatan pada tubuh kita.

 

6. Melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat

Ketika udara sedang banyak polusi, pastikan kita tetap menjalankan pola hidup sehat dan bersih. Lakukanlah berbagai kegiatan dan rutinitas yang menunjang kesehatan antara lain makan dengan gizi seimbang, memakai jamban sehat, dan menjaga kebersihan lingkungan, untuk memperkuat imun tubuh.

 

Baca juga: Cara Membiasakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Anak

 

7. Segera konsultasi dengan dokter jika muncul keluhan pernapasan

Penyakit pernapasan seperti ISPA mempunyai beberapa gejala seperti batuk, pilek, sakit tenggorokan, demam, dan sakit kepala. Jika sudah mengalami gejala seperti yang sudah disebutkan, segeralah konsultasi ke dokter.

 

Yuk, mari bersama-sama menerapkan 7 langkah pencegahan polusi udara untuk menjaga kesehatan keluarga. Semoga kita selalu sehat dan tetap patuhi protokol kesehatan dengan penuh kesadaran ya, Genbestie!

 

——

 

Sumber: 

https://www.iqair.com/world-most-polluted-countries

 

https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-66548431

 

https://p2ptm.kemkes.go.id/artikel-penyakit/polusi-udara-turunkan-kemampuan-belajar-siswa

 

https://www.google.com/amp/s/www.cnnindonesia.com/nasional/20230828125502-20-991360/kemenkes-kasus-ispa-jabodetabek-melonjak-tembus-200-ribu-per-bulan/amp

 

https://news.detik.com/berita/d-6902409/dinkes-dki-catat-156-ribu-kasus-ispa-periode-juni-41-ribu-balita

 

https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20230829114726-255-991772/masker-apa-yang-cocok-dipakai-saat-polusi-udara-ini-kata-menkes

 

https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20230829/1543740/begini-upaya-sektor-kesehatan-tangani-polusi-udara/

 

https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20230828/4143734/cegah-dampak-polusi-udara-dengan-6m-1s/

 

https://dinkes.jakarta.go.id/berita/read/terapkan-perilaku-hidup-bersih-dan-sehat-phbs-untuk-hadapi-dampak-penurunan-kualitas-udara

TENTANG KAMI

GenBest merupakan sebuah inisiasi untuk menciptakan generasi Indonesia yang bersih dan sehat, serta bebas dari stunting (klik di sini untuk mengetahui apa itu stunting), dengan mendorong masyarakat dari segala usia menerapkan pola hidup bersih dan sehat sehari-hari. Lewat situs dan media sosial genbest.id, kami menyediakan informasi yang kredibel, menciptakan komunitas yang suportif, dan memberikan pengetahuan kesehatan yang mendalam seputar pola hidup bersih dan sehat, serta stunting, bagi Anda sekeluarga, termasuk si kecil yang masih dalam kandungan dan berusia balita.

How to coax children
To Top