29 Oct

Junk food adalah istilah untuk semua jenis makanan yang tinggi kalori, karena mengandung banyak lemak dan gula, serta garam, tetapi relatif rendah nutrisi penting seperti protein, serat, vitamin, dan mineral.

 

Coba bayangkan GenBest, satu sajian junk food bisa menambahkan 160 dan 310 kilokalori ekstra ke asupan kalori harian untuk remaja dan anak kecil. Ini salah satu penyebab junk food sering dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan.  Kehadiran lemak trans yang tidak sehat di banyak junk food seringkali membuat dampak kesehatan junk food semakin rumit. 

 

Dr. Liji Thomas, MD, dalam News Medical Net, menjelaskan makan banyak junk food di masa kanak-kanak bisa membuat anak sulit untuk makan sehat di kemudian hari saat ia beranjak dewasa. Bahkan ketika mereka sudah mengalami masalah kesehatan. Kondisi ini, jelas Thomas, terkait rasa junk food yang bisa membuat ketagihan.

 

Lalu apa saja dampak buruk keseringan makan junk food untuk kesehatan anak? Berikut penyakit-penyakit yang sering dikaitkan dengan konsumsi junk food pada anak:

 

1. Sembelit

Junk food yang lezat karena mengandung banyak lemak dan gula akan membuat anak jadi malas makan makanan sehat yang mengandung banyak serat, seperti sayur dan buah-buahan. Hal ini dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya sembelit

 

2. Asma

Konsumsi junk food lebih dari tiga kali seminggu dikaitkan dengan kemungkinan gangguan atopik yang lebih besar seperti asma, eksim atau rinitis, sedangkan keparahan asma hampir 40% lebih tinggi pada remaja dan lebih dari 25% pada anak-anak yang lebih muda.

 

3. Stunting

Junk food  bisa menyebabkan anak kekurangan protein, kalsium, zat besi, vitamin A, dan seng.  Menurut studi dari Journal of Nutrition di Nepal, anak yang mengonsumsi junk food cenderung memiliki tubuh lebih pendek dan mengalami indikasi stunting, dibandingkan anak-anak yang lebih sedikit mengonsumsi junk food.

 

Baca Juga: Kenali 4 Faktor yang Sebabkan Stunting

 

4. Obesitas

Tingginya kadar garam dan gula pada junk food berisiko menyebabkan kenaikan berat badan di atas normal. Kandungan lemak tak jenuh pada junk food yang sulit diuraikan tubuh, juga bisa membuat tumpukan lemak di tubuh dan meningkatkan ancaman obesitas.

 

Masalah obesitas bukan hal yang bisa disepelekan, karena obesitas sejak kecil bisa menjadi gerbang masuk untuk berbagai penyakit berbahaya lainnya saat anak dewasa kelak, seperti diabetes, jantung, dan stroke.

 

Baca Juga: Anak Gemuk Berisiko Mengalami Stunting, Kok Bisa?

 

5. Penurunan prestasi akademik

Menurut studi makan junk food 4-6 kali seminggu menyebabkan kemampuan matematika dan membaca lebih rendah dibandingkan dengan anak-anak yang tidak terlalu banyak makan junk food. Kondisi ini dipicu rendahnya nutrisi pada junk food sehingga tidak mampu memenuhi nutrisi yang dibutuhkan otak.

 

6. Terkena neuropati optik berujung kebutaan

Junk food yang tidak memiliki cukup asupan vitamin dan mineral, membuat tubuh tidak mampu bekerja dengan optimal sehingga secara perlahan akan berpengaruh pada sistem jaringan tubuh, tidak terkecuali saraf mata anak

 

Ini yang akhirnya meningkatkan risiko anak mengalami gangguan penglihatan yang terjadi akibat peradangan saraf mata atau dikenal dengan neuropati optik. Dalam jangka panjang neuropati optik berisiko menyebabkan seseorang kehilangan penglihatan atau mengalami kebutaan.

 

Baca Juga: Ide Camilan Enak dan Sehat untuk Ibu Hamil

TENTANG KAMI

GenBest merupakan sebuah inisiasi untuk menciptakan generasi Indonesia yang bersih dan sehat, serta bebas dari stunting (klik di sini untuk mengetahui apa itu stunting), dengan mendorong masyarakat dari segala usia menerapkan pola hidup bersih dan sehat sehari-hari. Lewat situs dan media sosial genbest.id, kami menyediakan informasi yang kredibel, menciptakan komunitas yang suportif, dan memberikan pengetahuan kesehatan yang mendalam seputar pola hidup bersih dan sehat, serta stunting, bagi Anda sekeluarga, termasuk si kecil yang masih dalam kandungan dan berusia balita.

How to coax children
To Top