15 Sep

Berbicara soal kehamilan, GenBest, kehamilan paling ideal adalah pada usia 21-35 tahun, karena terbukti memiliki risiko kesehatan paling rendah. Bagaimana dengan kehamilan remaja atau yang usianya di bawah usia 20 tahun? Ternyata menurut penelitian risikonya kurang baik. Ada beberapa masalah serius yang mengintai, baik bagi ibu maupun janin dalam kandungan.

 

Menurut data dari WHO, masih banyak remaja yang menjalani hamil di bawah usia 20. Tepatnya sekitar 12 juta wanita berusia 15-19 tahun melahirkan anak setiap tahunnya. Sebenarnya risiko apa saja sih?  Nah, berikut ini beberapa risiko kehamilan di bawah usia 20 tahun yang harus diwaspadai:

 

1. Risiko keguguran

Karena organ-organ reproduksi wanita di bawah 20 tahun belum terbentuk sempurna, ibu hamil di bawah usia 20 tahun berisiko tinggi mengalami berbagai gangguan kehamilan hingga keguguran.

 

Kondisi tubuh wanita di bawah usia 20 juga cenderung belum siap menghadapi persalinan karena ukuran panggulnya masih terlalu sempit. Mengutip Halodoc, wanita hamil di bawah usia 20 tahun belum mampu menopang bobot bayi, akibatnya, tubuhnya  cenderung mudah lelah ketimbang ibu hamil yang berusia lebih matang.

 

2. Hipertensi

Gangguan hipertensi selama kehamilan umumnya terjadi karena kemampuan adaptasi rahim yang kurang siap dalam pembuahan. Menurut WHO, ibu hamil di bawah usia 20 tahun lebih berisiko mengalami hipertensi saat hamil dan menderita preeklamsia bila dibandingkan wanita hamil berusia 20-24 tahun.

 

Hipertensi dalam kehamilan dapat berdampak pada aliran darah ke plasenta yang berkurang dan menyebabkan janin tidak mendapat cukup oksigen dan nutrisi. Kondisi ini dalam kasus yang berat bisa mengancam nyawa bayi dalam kandungan atau saat dilahirkan si kecil bisa mengalami kurang nutrisi, sehingga berisiko lebih tinggi untuk menderita stunting.

 

3. Anemia

Kehamilan di bawah usia 20 tahun juga dapat meningkatkan risiko anemia pada ibu. Hal ini biasanya dipicu kurangnya asupan zat besi, folat, dan vitamin B12. Ibu hamil jadi merasa lemah dan lelah sehingga bisa memengaruhi tumbuh kembang janin dalam kandungan. Jika hal ini tidak teratasi, ibu hamil dapat berisiko mengalami pendarahan pasca persalinan.

 

Baca Juga: Jangan Sepelekan Anemia pada Ibu Hamil, Ya

 

4. Bayi lahir prematur

Ibu hamil di bawah usia 20 tahun memiliki risiko lebih tinggi melahirkan kurang bulan, yakni di usia kehamilan kurang dari 37 minggu, padahal biasanya bayi akan lahir pada usia kehamilan 40 minggu. Hal ini diakibatkan kurang matangnya alat reproduksi ibu dan kurangnya kepedulian menjaga kehamilan.

 

Semakin awal bayi dilahirkan, maka semakin besar pula risiko terjadinya gangguan tumbuh kembang, cacat lahir, hingga berbagai gangguan fungsi pernapasan dan pencernaan.

 

5. Berat badan lahir rendah (BBLR)

Berat badan lahir rendah (BBLR) merupakan kondisi yang mengkhawatirkan bagi bayi. Kondisi ini rentan membuat bayi mengalami kesulitan bernapas dan menyusu, sehingga memerlukan ventilator dan menjalani perawatan di ruang NICU.

 

Bayi dengan kondisi BBLR juga rentan mengalami gangguan kognitif, gangguan pencernaan, dan sistem pernapasan, serta lebih berisiko terkena diabetes dan penyakit jantung. Bayi yang lahir dengan berat badan rendah juga memperbesar risiko stunting.

 

Baca Juga: Penyebab Bayi Alami Berat Badan Lahir Rendah

 

6. Ibu Mengalami postpartum syndrom

Wanita hamil di bawah usia 20 tahun berisiko tinggi terkena stres atau depresi pasca melahirkan, dibandingkan wanita hamil di usia lebih dari dari 25 tahun. Depresi postpartum ini akan membuat ibu merasa sedih dan bersalah dalam jangka waktu yang cukup lama setelah melahirkan.

 

Munculnya stres ini diakibatkan kurangnya kesiapan mental, serta adaptasi ibu hamil dengan lingkungan dan tanggung jawab baru dalam kesehariannya. Kondisi ini tidak ideal karena berujung pada penelantaran anak hingga munculnya pikiran mengenai kematian atau bunuh diri.

 

Baca Juga: Nikah di Usia Remaja Memperbesar Risiko Anak Stunting

TENTANG KAMI

GenBest merupakan sebuah inisiasi untuk menciptakan generasi Indonesia yang bersih dan sehat, serta bebas dari stunting (klik di sini untuk mengetahui apa itu stunting), dengan mendorong masyarakat dari segala usia menerapkan pola hidup bersih dan sehat sehari-hari. Lewat situs dan media sosial genbest.id, kami menyediakan informasi yang kredibel, menciptakan komunitas yang suportif, dan memberikan pengetahuan kesehatan yang mendalam seputar pola hidup bersih dan sehat, serta stunting, bagi Anda sekeluarga, termasuk si kecil yang masih dalam kandungan dan berusia balita.

How to coax children
To Top