15 Jul

Genbest berbicara tentang usia ideal untuk hamil dan memiliki anak bisa dilihat dari beberapa segi.  Memang, secara teknis, perempuan bisa hamil dan melahirkan saat memasuki masa pubertas hingga masa menopause, itu sekitar usia 12 hingga 51 tahun.

 

Namun dr. Dian Indah Purnama, Sp.OG dalam buku 100+ Hal Penting yang Wajib Diketahui Bumil (2014) menjelaskan, usia optimal wanita untuk hamil adalah 20-35 tahun. Mengapa? Dari segi biologis, tingkat kesuburan wanita pada usia 20-35 tahun masih sangat tinggi. Sel telur yang diproduksi melimpah dan kualitasnya masih sangat baik sehingga dapat meminimalkan risiko bayi lahir cacat.

 

Di atas usia 35 tahun, ibu masih bisa hamil, namun mungkin akan lebih sulit, mengingat di usia 35-40 tahun kesuburan mulai menurun drastis.  Saat memasuki usia 40 tahun, kesempatan hamil semakin sedikit, yaitu hanya sekitar 5%.

 

Baca Juga: Siklus Haid Tidak Teratur Pengaruhi Kesuburan Ibu?

 

Risiko Hamil di Bawah Usia 20 Tahun

Tentu, usia hanyalah salah satu faktor pertimbangan untuk hamil dan memiliki anak, karena masih banyak pertimbangan lain yang diperlukan untuk membangun sebuah keluarga, seperti kesiapan finansial, mental, dan emosional. 

 

Yang perlu mendapat catatan, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), hamil di usia yang sangat muda (di bawah usia 20 tahun) bisa meningkatkan risiko stunting pada anak yang dilahirkan.  Data BPS tersebut menunjukkan persentase pernikahan dini di Indonesia meningkat dari tahun 2017 yang 14,18% menjadi 15,66% pada tahun 2018. Fakta lainnya, sebesar 43,5% kasus stunting di Indonesia terjadi pada anak berumur di bawah tiga tahun (batita) dengan usia ibu 14-15 tahun, sedangkan 22,4% dengan rentang usia 16-17 tahun. 

 

Secara psikologis ibu yang masih terlalu muda belum siap untuk hamil serta belum punya cukup pengetahuan mengenai perawatan kehamilan dan perawatan anak. Inilah yang bisa meningkatkan risiko stunting pada anak-anaknya.

 

Dari sisi medis, kehamilan di bawah usia 20 tahun juga memiliki risiko kesehatan. Berikut di antaranya:

 

1. Risiko keguguran

Reproduksi remaja di bawah usia 20 tahun belum “matang” sepenuhnya sehingga, salah satu risikonya adalah rentan mengalami keguguran.

 

2. Hipertensi

Menurut WHO, wanita yang hamil di bawah usia 20 tahun lebih berisiko mengalami hipertensi dan menderita preeklamsia dibandingkan wanita yang berusia 20-24 tahun. Hipertensi saat hamil berisiko mengancam nyawa bayi dalam kandungan. Bayi yang dilahirkan pun bisa mengalami kekurangan nutrisi sehingga meningkatkan risiko lebih tinggi mengalami stunting.

 

3. Anemia

Akibat kurang asupan zat besi, folat, dan vitamin B12, kehamilan di usia remaja berisiko mengalami anemia kronis. Anemia saat hamil berisiko menghambat tumbuh kembang janin dalam kandungan hingga kelahiran prematur.

 

Baca Juga: Jangan Sepelekan Anemia pada Ibu Hamil, Ya!

 

4. Berat badan lahir rendah 

Hamil di bawah usia 20 tahun juga bisa menyebabkan bayi mengalami berat badan lahir rendah (BBLR). Seperti kita ketahui, kondisi BBLR pada bayi  merupakan salah satu penyebab kejadian stunting pada anak. 

 

Baca Juga: Biar Bumil Tidak Penasaran, Ini Pertumbuhan Janin di Bulan Kelima

TENTANG KAMI

GenBest merupakan sebuah inisiasi untuk menciptakan generasi Indonesia yang bersih dan sehat, serta bebas dari stunting (klik di sini untuk mengetahui apa itu stunting), dengan mendorong masyarakat dari segala usia menerapkan pola hidup bersih dan sehat sehari-hari. Lewat situs dan media sosial genbest.id, kami menyediakan informasi yang kredibel, menciptakan komunitas yang suportif, dan memberikan pengetahuan kesehatan yang mendalam seputar pola hidup bersih dan sehat, serta stunting, bagi Anda sekeluarga, termasuk si kecil yang masih dalam kandungan dan berusia balita.

How to coax children
To Top