28 May

Pernikahan bukan hanya menyatukan dua cinta dalam sebuah ikatan, GenBest. Lebih dari itu, pernikahan adalah perjuangan sekaligus perjuangan dua orang dengan dua karakter beda, mencoba merajut asa masa depan dan menjalani visi yang sama untuk masa depan lebih baik. Dan semua itu tidak gampang. Butuh adaptasi sekaligus pertimbangan matang.

 

Jangankan menyatukan dua orang dari latar belakang berbeda, dengan adik atau kakak saja yang sedari kecil bersama sering berantem. Iya, kan?

 

Tidak usah heran, keputusan menikah menjadi keputusan besar. Karena itu, supaya tidak menyesal dan terjebak dalam ketidakpastian, pastikan sebelum menikah, kamu membicarakan banyak hal dengan calon kamu.

 

Dengan pembicaraan yang matang, setidaknya kita lebih siap menghadapi semua hal saat menikah nanti. Apa sajakah itu? Berikut ini adalah hal-hal yang perlu dipertimbangkan sebelum menikah, di antaranya: 

 

1. Tes Kesehatan
Lho, kok, seberapa penting? Sangat penting demi kebaikan bersama. Tes kesehatan pranikah sangat penting sebagai bagian dari persiapan kehamilan sehat. Melalui pemeriksaan kesehatan pranikah, dapat diketahui riwayat kesehatan masing masing pasangan secara menyeluruh, dan kemungkinan penularannya kepada anak-anak kelak. Apa sajakah yang diperiksa? Di antaranya, pemeriksaan kemungkinan adanya infeksi saluran reproduksi, serta infeksi penyakit menular seksual (ISR/PMS). Tujuannya, menghindari penularan penyakit lewat hubungan seksual, seperti sifilis, gonorrhea, Human Immunodeficiency Virus (HIV), dan penyakit hepatitis.

 

Pemeriksaan kesehatan pranikah juga dapat mendeteksi kemungkinan penyakit yang bisa diturunkan secara genetik kepada anak. Selain itu, juga untuk memeriksa kesehatan saluran reproduksi pasangan, sehingga dapat dilakukan persiapan yang maksimal guna memperoleh keturunan yang sehat kelak. Tidak mau, kan, anak yang dilahirkan nanti cacat?

 

2. Diskusi Keuangan 
Layaknya bahan bakar bagi sebuah kendaraan, keuangan adalah hal vital bagi sebuah keluarga. Sebab, saat membangun rumah tangga diperlukan biaya yang tak sedikit. Ada pengeluran rutin bulanan untuk membayar biaya kesehatan, listrik, air, makanan bergizi, vaksinasi, transportasi, komunikasi, dan lain-lain. Tidak cuma itu. Kamu juga perlu menyisihkan pendapatan bulanan untuk menabung untuk keperluan masa depan, seperti membeli rumah yang layak, membuat jamban yang sehat, asuransi kesehatan, membeli kendaraan, biaya melahirkan, dan lain-lain.

 

Untuk itu, bicarakan dengan pasangan, bagaimana pengaturan keuangan nanti. Bila keduanya bekerja, apakah masing-masing menyumbang untuk pengeluaran bulanan, atau masing-masing bertanggungjawab untuk pengeluaran tertentu. Misal, gaji istri untuk pengeluaran listrik dan air, dan kesehatan, sedangkan suami untuk pengeluaran rutin harian, seperti makan dan transport. 

 

3. Persiapan Fisik dan Mental 
Pernikahan tidak hanya penuh dengan suka, tapi juga sarat dengan duka. Tidak hanya melalui jalan bagus nan mulus, tapi kadang menyusuri jalan terjal dan berliku. Pernikahan penuh dengan tantangan, rintangan, sekaligus pengorbanan. Setelah menikah, kamu harus memperhatikan pasangan, kondisi serta kebutuhannya. Secara waktu, pernikahan juga membuat kamu tidak sebebas saat menjadi gadis atau perjaka dulu. Tidak bebas bergadang, nongkrong sama teman, atau pulang sampai larut malam. Ingat, ada keluarga yang lebih penting, yang harus diperhatikan. Apalagi, setelah mempunyai anak, mental dan fisik pun akan lebih terkuras. Yuk, siapkan fisik dan mental mulai sekarang. 

 

4. Rencanakan Kehamilan Sehat 
Perencanaan kehamilan sehat sebaiknya dimulai sebelum menikah. Salah satunya adalah usia tepat untuk berbadan dua. Usia ideal untuk hamil adalah usia 20-an. Di masa ini, tingkat kesuburan ada dalam fase terbaik. Selain itu, kualitas sel telur juga sangat baik sehingga bayi yang lahir akan sehat dan minim cacat.

 

Dikutip dari depkes.go.id, kehamilan remaja berdampak negatif pada kesehatan remaja dan bayinya, juga dapat berdampak sosial dan ekonomi. Kehamilan pada usia muda atau remaja antara lain berisiko kelahiran prematur, berat badan bayi lahir rendah (BBLR), perdarahan persalinan, yang dapat meningkatkan kematian ibu dan bayi. Kehamilan pada remaja juga terkait dengan kehamilan tidak dikehendaki dan aborsi tidak aman.

 

Persalinan pada ibu di bawah usia 20 tahun juga memiliki kontribusi dalam tingginya angka kematian neonatal, bayi, dan balita. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 menunjukkan bahwa angka kematian neonatal, postneonatal, bayi dan balita pada ibu yang berusia kurang dari 20 tahun lebih tinggi dibandingkan pada ibu usia 20-39 tahun.

 

Selain mempertimbangkan usia untuk hamil, perencanaan kehamilan sehat juga berarti memenuhi kebutuhan zat besi calon ibu sebelum hamil, bahkan saat masih remaja, agar tidak mengalami anemia. Ibaratnya, calon ibu yang memiliki tabungan zat besi lebih banyak akan lebih baik, dibanding dengan yang tabungan zat besinya sedikit.

 

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menyebutkan 37,1 persen ibu hamil mengalami anemia dengan kadar Hb kurang dari 11 mg/dl. Padahal, zat besi turut memengaruhi perkembangan janin di kandungan. Nah, akibat ibu hamil terkena anemia, berpotensi menghasilkan anak penderita stunting atau bertubuh pendek tidak sesuai dengan perkembangan karena kekurangan gizi.

 

Untuk mencukupi kebutuhan zat besi, pastikan kamu sejak remaja mengonsumsi makanan sumber zat besi, seperti telur, ikan, daging merah, daging ayam, kacang hijau, bayam, dan sayuran hijau lain. Selain itu, setiap remaja putri pun dianjurkan mendapat 48 kapsul untuk satu tahun, dan minum satu tablet per minggu selama 1 tahun. (Baca juga: Mengapa remaja putri berisiko mengalami Anemia?)

 

5.Perluas Wawasan
Kata orang, semakin luas wawasan semakin baik kita merencanakan sesuatu. Ingin pernikahan kelak berlangsung lancar, perkaya wawasan Genbest sebagai calon orang tua. Pelajari bagaimana mengatur keuangan, menyiapkan pengasuhan terbaik buat anak, mengetahui menu makanan sehat bergizi untuk keluarga, mencegah penyakit berbahaya, mengetahui jadwal imunisasi untuk anak, juga bagaimana membuat semua anggota keluarga sehat dan bahagia. Baca buku-buku kesehatan dan parenting, ikuti komunitas para calon orang tua agar kita dapat memiliki bekal untuk pernikahan kelak.

TENTANG KAMI

GenBest merupakan sebuah inisiasi untuk menciptakan generasi Indonesia yang bersih dan sehat, serta bebas dari stunting (klik di sini untuk mengetahui apa itu stunting), dengan mendorong masyarakat dari segala usia menerapkan pola hidup bersih dan sehat sehari-hari. Lewat situs dan media sosial genbest.id, kami menyediakan informasi yang kredibel, menciptakan komunitas yang suportif, dan memberikan pengetahuan kesehatan yang mendalam seputar pola hidup bersih dan sehat, serta stunting, bagi Anda sekeluarga, termasuk si kecil yang masih dalam kandungan dan berusia balita.

How to coax children
To Top