24 May

GenBest mungkin sering mendengar kalau anak yang terkena stunting, dampaknya tidak lagi dapat dipulihkan setelah ia berusia 2 tahun. Karena itulah program 1.000 hari pertama kehidupan anak (HPK) selalu akrab saat membicarakan tumbuh kembang anak.  Program ini digaungkan untuk mencegah berbagai masalah kesehatan, termasuk stunting dengan mengontrol asupan gizi anak dari sejak janin sampai pada usia 24 bulan (2 tahun). 

 

Tentu, tidak ada keraguan tentang pentingnya 1.000 Hari Pertama Kehidupan dalam mencegah stunting, sehingga intervensi gizi memang  harus dimulai sejak dini. Tetapi bukan berarti ketika anak menderita stunting lalu intervensi gizi dihentikan. Karena ternyata dampak dari kurang gizi pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) yang sebelumnya diyakini tidak dapat diperbaiki, hasilnya bisa berbeda.

 

Apakah ini berarti penderita stunting dapat dipulihkan? Menurut dr. Utami Roesli, SpA, anak yang menderita stunting masih bisa dipulihkan meski ia sudah berusia di atas 2 tahun. Dalam arti, perkembangan otak dan tinggi tubuhnya akan lebih tinggi dibandingkan anak stunting yang tidak mendapat intervensi gizi. Hanya saja, jika dibandingkan anak yang normal, tinggi tubuhnya akan tetap lebih pendek dan kecerdasannya lebih rendah.

 

Dengan kata lain, pertumbuhan anak yang menderita stunting masih dapat dikejar, meskipun tidak optimal. Namun, ini tentu akan jauh lebih baik karena kelak dari segi produktivitas mereka akan jauh lebih baik dibandingkan anak stunting yang tidak diatasi

 

Memperbaiki Gizi Anak Stunting

Perbaikan gizi agar tumbuh kembang anak stunting dapat dikejar dikenal dengan catch up growth. Biasanya, catch up growth akan terus dilakukan hingga pertumbuhan anak berhenti saat remaja. Berikut catch up growth yang bisa dilakukan pada anak stunting:

 

1. Tetap terapkan gizi seimbang

Anak yang sudah mengalami stunting, harus lebih memerhatikan kebutuhan nutrisinya dengan mengatur pola makan dengan gizi seimbang. Pola makan yang seimbang harus memasukkan protein, karbohidrat, lemak, vitamin serta mineral dalam proporsi yang benar. Protein hewani (seperti daging, ayam, ikan), misalnya, perlu dimasukkan dalam menu anak  bersama dengan sayuran dan makanan kaya mineral, seperti kalsium, kalium dan seng. Diet seimbang tidak hanya menyediakan nutrisi yang tepat untuk menambah tinggi badan anak, tetapi juga akan membuat daya tahan tubuh penderita stunting lebih kuat.

 

2. Anak tidur cukup

Salah satu cara mendorong hormon pertumbuhan anak adalah dengan istirahat yang cukup di malam hari. Tidur anak yang berkualitas nantinya akan ikut membantu merangsang produksi hormon pertumbuhan. Dari situlah kemudian bisa membantu anak menjadi tinggi.

 

3. Lakukan pemeriksaan ke Posyandu

Anak stunting perlu menjalani pemeriksaan rutin ke posyandu atau dokter anak agar kondisi kesehatan dapat terus terpantau dengan baik. Hasil pencatatan rutin berat badan dan tinggi badan anak pada KMS juga bisa memberikan gambaran mengenai pencapaian hasil dari catch up growth yang dilakukan.

 

Memang di tengah situasi pandemi saat ini, berbagai fasilitas posyandu tidak beroperasi seperti biasa. Namun, penderita stunting dapat melakukan konsultasi secara online, bila memang membutuhkan. 

TENTANG KAMI

GenBest merupakan sebuah inisiasi untuk menciptakan generasi Indonesia yang bersih dan sehat, serta bebas dari stunting (klik di sini untuk mengetahui apa itu stunting), dengan mendorong masyarakat dari segala usia menerapkan pola hidup bersih dan sehat sehari-hari. Lewat situs dan media sosial genbest.id, kami menyediakan informasi yang kredibel, menciptakan komunitas yang suportif, dan memberikan pengetahuan kesehatan yang mendalam seputar pola hidup bersih dan sehat, serta stunting, bagi Anda sekeluarga, termasuk si kecil yang masih dalam kandungan dan berusia balita.

How to coax children
To Top