16 Aug

Banyak faktor yang menyebabkan stunting, salah satunya kekurangan gizi sebelum maupun saat memasuki masa kehamilan. Itulah mengapa, seluruh calon pengantin (catin) wajib menjaga kesehatan dan memastikan status gizi normal sebelum menikah sehingga anak yang dilahirkan sehat dan tidak stunting.

 

Di bawah ini adalah beberapa tanda calon pengantin wanita yang memiliki status gizi buruk sebelum menikah: 

 

1. Mempunyai IMT yang tidak ideal

Calon pengantin wanita harus memastikan indeks massa tubuh (IMT) normal: memiliki berat badan ideal sebelum menikah. Sebab, kelebihan maupun kekurangan berat badan berisiko menimbulkan berbagai masalah saat masa kehamilan. Jika terlalu kurus dikhawatirkan bayi mengalami BBLR (berat badan lahir rendah) akibat tidak terpenuhinya gizi janin selama di kandungan. Sedangkan jika terlalu gemuk dapat menurunkan kesuburan. 

 

2. Hasil pengukuran LILA tidak normal

Pengukuran lingkar lengan atas (LILA) bertujuan untuk mengetahui risiko Kekurangan Energi Kronik (KEK) atau kekurangan gizi berkepanjangan pada calon pengantin wanita. Itulah mengapa, catin wanita disarankan memiliki ukuran LILA normal sebelum menikah. Idealnya, calon pengantin wanita harus memiliki LILA di atas 23,5 cm. LILA di bawah normal menjadi indikator catin kekurangan gizi parah, sehingga mengakibatkan kehamilan yang berisiko. 

 

Baca Juga: Lebih Jauh Tentang IMT dan LILA 

 

3. Tidak terpenuhi kebutuhan zat besinya

Jika Genbest kerap mengalami 5L: lelah, lesu, lemah, letih, lelah, lunglai; serta sering pusing dan mata berkunang-kunang patutlah waspada. Hal ini bisa saja menjadi tanda anemia. Jangan lupa, ibu hamil yang menderita anemia parah berisiko melahirkan anak stunting. Untuk mencegah anemia, catin wanita harus mengonsumsi makanan sumber protein, sumber zat besi seperti sayuran hijau, serta bila diperlukan, minum Tablet Tambah Darah (TTD) secara rutin. 

 

Baca Juga: Perencanaan Kehidupan Berkeluarga Harus Dimulai Sejak Remaja

 

4. Termasuk kategori 4T

Catin wanita juga harus menghindari 4T agar tidak melahirkan anak stunting. Yang dimaksud 4T adalah “terlalu muda usia saat menikah”, “terlalu tua saat hamil”, “terlalu banyak anak” dan terlalu rapat jarak kehamilannya. 

 

Hamil terlalu muda dan terlalu tua sangat rentan melahirkan bayi BBLR (berat badan lahir rendah) sehingga berisiko stunting. Idealnya, kehamilan pertama terjadi pada usia minimal 21 tahun dan berhenti melahirkan di usia 35 tahun agar dapat merawat bayi secara optimal. Sedangkan untuk mengatur jarak kehamilan dan tidak kebablasan memiliki terlalu banyak anak, Genbest disarankan merencanakan KB bersama pasangan.

 

5. Merokok

Tidak kalah penting, catin wanita disarankan untuk tidak merokok atau berdekatan dengan perokok. Bila calon pasangan merokok, minta dia untuk berhenti atau menjaga jarak saat merokok.  Terpapar asap rokok saat kehamilan meningkatkan risiko bumil melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah dan prematur sehingga pada akhirnya juga meningkatkan risiko stunting.

 

Sumber: BKKBN: Panduan Mempersiapkan Pernikahan dan Kehamilan bagi Calon Pengantin untuk Mencegah Stunting

 

Baca Juga: Calon Pengantin, Begini Pencegahan Stunting Sebelum Menikah

TENTANG KAMI

GenBest merupakan sebuah inisiasi untuk menciptakan generasi Indonesia yang bersih dan sehat, serta bebas dari stunting (klik di sini untuk mengetahui apa itu stunting), dengan mendorong masyarakat dari segala usia menerapkan pola hidup bersih dan sehat sehari-hari. Lewat situs dan media sosial genbest.id, kami menyediakan informasi yang kredibel, menciptakan komunitas yang suportif, dan memberikan pengetahuan kesehatan yang mendalam seputar pola hidup bersih dan sehat, serta stunting, bagi Anda sekeluarga, termasuk si kecil yang masih dalam kandungan dan berusia balita.

How to coax children
To Top