26 Aug

Gemes banget kalau lihat si kecil sedang asyik ngoceh. Nggak ngerti apa yang ia bicarakan, tapi entah kenapa ocehannya itu membuat kita terpana. Mengoceh ternyata salah satu bagian penting dari perkembangan bahasa si kecil, lho. 

 

Berbicara tentang perkembangan bahasa, seperti perkembangan-perkembangan lainnya, perkembangan ini bisa  berbeda-beda pada setiap anak. Dalam website parenting Verywell Family dijelaskan anak-anak yang tinggal di rumah dwibahasa, misalnya, mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk menjadi fasih dalam salah satu bahasa (tetapi dalam jangka panjang mungkin memiliki keterampilan berbahasa yang jauh lebih baik daripada teman sebayanya).

 

Bila si kecil punya kakak, kemungkinan juga agak sedikit “pendiam” karena si kakak yang akan bicara lebih banyak. Penelitian pun menunjukkan bahwa anak perempuan berbicara lebih awal daripada anak laki-laki.

 

Meski anak-anak akan mencapai tonggak perkembangan pada waktu yang berbeda-beda, namun ada tanda-tanda kapan anak dikategorikan mengalami keterlambatan.  Dengan mengetahui ini, orang tua dapat menentukan apakah kemampuan bicara anak sesuai dengan usianya atau tidak.

 

Berikut perkembangan bahasa anak-anak usia 0-2 tahun diambil dari tulisan Amanda Soebadi (Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI - RSCM) yang dimuat dalam laman IDAI

 

Usia 0-6 bulan

  • Usia 2-3 bulan: Membuat suara-suara seperti aah atau uuh.
  • Setelah usia 3 bulan: Mencari sumber suara dan menyukai mainan yang berbunyi.
  • Usia 6 bulan: Merespons terhadap namanya sendiri dan mulai mengoceh, misalnya papapapapa, dadadadada, bababababa, mamamamama.

 

Waspada bila: Tidak menoleh jika dipanggil namanya dari belakang, tidak ada babbling.

 

Usia 6-12 bulan

  • Usia 6-9 bulan:  Mengerti nama orang dan benda serta konsep dasar seperti “ya”, “tidak”, “habis”.

 

  • Usia 9-12 bulan:
  •  Mengucapkan mama dan papa dengan arti.
  • Menengok apabila namanya dipanggil dan mengerti beberapa perintah sederhana (misal “lihat itu”, “ayo sini”).
  •  Menggunakan isyarat untuk menyatakan keinginannya. Contoh, menunjuk, merentangkan tangan ke atas untuk minta digendong, atau melambaikan tangan (dadah).
  • Suka membeo, menirukan kata atau bunyi yang didengarnya.
  • Pada usia 12 bulan bayi sudah mengerti sekitar 70 kata.

 

Waspada bila: Bayi tidak menunjuk dengan jari pada usia 12 bulan, ekspresi wajah kurang pada usia 12 bulan.

 

Usia 12-18 bulan

  • Dapat mengucapkan 3-6 kata dengan arti,
  • Dapat mengangguk atau menggelengkan kepala untuk menjawab pertanyaan,
  • Menunjuk anggota tubuh atau gambar yang disebutkan orang lain.
  • Mengikuti perintah satu langkah, seperti “tolong ambilkan mainan itu”.

 

Usia 18 bulan

  • Kosakata anak bertambah dengan pesat, telah mencapai 5-50 kata.
  • Pada akhir masa ini, anak sudah bisa menyatakan sebagian besar keinginannya dengan kata-kata.

 

Waspada bila: Tidak ada kata berarti pada usia 16 bulan.

 

Usia 18-24 bulan

  • Dalam kurun waktu ini anak mengalami ledakan bahasa.
  • Hampir setiap hari ia memiliki kosakata baru.
  • Ia dapat membuat kalimat yang terdiri atas dua kata (mama mandi, naik sepeda) dan dapat mengikuti perintah dua langkah.
  • Pada fase ini anak akan senang mendengarkan cerita.
  • Pada usia dua tahun, sekitar 50% bicaranya dapat dimengerti orang lain.

 

Waspada bila: Tidak ada kalimat 2 kata yang dapat dimengerti pada usia 24 bulan.

 

Baca Juga: Panduan Perkembangan Anak Umur 2 Tahun

 

Cara meningkatkan jumlah kosakata anak

Nah, bagaimana pencapaian perkembangan bahasa si kecil? Bila menurut GenBest perbendaharaan kata si kecil masih sedikit, GenBest dapat melatihnya dengan cara-cara ini:

 

  • Lebih sering mengajaknya berbicara. Pastikan saat berbicara kamu melafalkannya dengan jelas.

 

  • Membacakan cerita untuk membantu menambah kosakata anak.  Agar lebih menarik pilih buku cerita bergambar, gunakan gambar tersebut sebagai alat peraga.

 

  • Bernyanyi karena anak akan lebih mudah menyerap pelajaran dengan cara yang fun. GenBest bisa bisa memilih lagu dengan lirik sederhana agar mereka lebih mudah meniru.

 

  • Sering mengajukan pertanyaan sederhana pada si kecil. Misalnya “hidung mana hidung?” atau “Adik, mulut yang mana?”. Dengan stimulus-stimulus sederhana tersebut, perbendaharaan kata anak akan bertambah.

 

Namun bila GenBest curiga si kecil memiliki masalah speech delay atau keterlambatan bicara, sebaiknya GenBest segera berkonsultasi pada dokter. Dokter mungkin akan merujuk GenBest ke terapis wicara. Semakin dini ditangani, umumnya masalah ini akan bisa diatasi dengan lebih baik.

 

Baca Juga: 6 Mainan Edukasi untuk Stimulasi Tumbuh Kembang Anak Saat di Rumah Aja

TENTANG KAMI

GenBest merupakan sebuah inisiasi untuk menciptakan generasi Indonesia yang bersih dan sehat, serta bebas dari stunting (klik di sini untuk mengetahui apa itu stunting), dengan mendorong masyarakat dari segala usia menerapkan pola hidup bersih dan sehat sehari-hari. Lewat situs dan media sosial genbest.id, kami menyediakan informasi yang kredibel, menciptakan komunitas yang suportif, dan memberikan pengetahuan kesehatan yang mendalam seputar pola hidup bersih dan sehat, serta stunting, bagi Anda sekeluarga, termasuk si kecil yang masih dalam kandungan dan berusia balita.

How to coax children
To Top